KEORGANISASIAN[1]
Oleh
Muhammad Misbahul Munir[2]
A.
Definisi Organisasi
Terdapat
beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu
sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan berbagai sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Pengertian Organisasi menurut
beberapa ahli:
§ Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
§ James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi
adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
§ Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
§ Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah
kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Sebuah
organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan
visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok
orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti: pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran ataupun
manfaat-manfaat tertentu.
Orang-orang
yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus
menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam
keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang
dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
B.
Manajement Organisasi
Semua bentuk organisasi
dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar usaha pencapaian
tujuan menjadi lebih mudah. Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya
manajemen dalam organisasi, yaitu:
1.
Mempermudah pencapaian tujuan organisasi dan pribadi.
2.
Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang
saling bertentangan, manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan
kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan di antara pihak-pihak yang
berkepentingan dalam organisasi (stakeholders) seperti pemilik, karyawan,
konsumen, pemasok dan lain-lain.
3.
Mencapai efisiensi dan efektifitas[3], karena efisiensi dan efektifitas bagian
dari Standart prestasi
organisasi.
Selanjutnya, manajemen dapat diartikan sebagai
bekerja dengan orang-orang yang memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi
untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan melalui
pelaksanaan atau proses fungsi-fungsi POLC (Planning, Organizing,
Leading, Controlling).
1.
Perencanaan
(Planning)
Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta
langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan
sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan
mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.
2.
Pengorganisasian
(Organizing)
Proses pemberian tugas,
pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada
setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah dibuat,
meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan
tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.
3.
Memimpin (Leading)
Proses menumbuhkan semangat pada anggota agar
bekerja dengan baik dan membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang
sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi
kepada anggota untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.
4.
Pengawasan (Controlling)
Proses
mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang
telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.
C. Berorganisasi ala-PMII
Makna Filoshofis PMII[4]
Pergerakan
Mahaiswa Islam Indonesia (PMII) disusun dari empat kata yaitu Makna “Pergerakan” yang
dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa
bergerak menuju tujuan idealnya memberikan manfaat bagi alam sekitarnya. Dalam konteks individual maupun organisatoris-komunitas, kiprah PMII
haruslah senantiasa mencerminkan pergerakannya menuju kondisi yang lebih baik
sebagai perwujudan tanggung jawabnya memberi rahmat pada lingkungannya. “Pergerakan” dalam
hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan
mengembangkan potensi ketuhanan dan potensi kemanusiaan agar gerak dinamika
menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” yang terkandung dalam PMII
adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang
mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri
sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial dan insan mandiri. Dari identitas
mahasiswa tersebut, terpantul tanggung jawab keagamaan, tanggung jawab
intelektual, tanggung jawab sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab
individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
Pengertian “Islam” yang terkandung dalam PMII adalah
Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma Ahlussunnah Wal Jamaah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran
agama Islam secara proporsional antara Iman, Islam dan Ihsan yang di dalam pola
pikir, pola sikap dan pola prilakunya tecermin sifat-sifat selektif,
akomodatif, dan integratif.
Pengertian ‘Indonesia” yang terkandung di dalam PMII
adalah masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah &
ideologi bangsa (pancasila) serta UUD 45 dengan kesadaran kesatuan dan keutuhan
bangsa dan negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke yang diikat dengan
kesadaran wawasan nusantara.
Secara totalitas
PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan melahirkan
kader-kader bangsa yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa
kepada Allah SWT , dan atas dasar ketaqwaan berkiprah mewujudkan peran
ketuhanannya membangun masyarakat bangsa dan negara indonesia menuju suatu
tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridlo Allah SWT.
Tujuan Organisasi PMII
Pola pembinaan pengembangan dan perjuangan PMII di tetapkan dengan
tujuan:
1.
Sebagai
panduan organisasi untuk mencapai tujuan dan cita-cita PMII
2. Sebagai sarana
organisasi untuk mengoperasionalisasikan nilai-nilai dasar pergerakan (NDP)
yang diimplementasikan dalam bentuk pola umum program jangka panjang PMII
(2002-2020) dan pola umum program PMII jangka pendek (program dua tahunan).
Landasan Organisasi PMII
Landasan bagi pembinaan pengembangan dan perjuangan
PMII adalah:
1. Ideal :
Islam Ahlussunah Wal jama’ah
Pancasila dan UUD 1945
Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP)
2.
Struktural : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PMII
3. Historis : Produk dan Dokumen Historis
Organsiasi.
Struktur Organisasi PMII
PMII secra vertikal disusun dari :
1.
PB
PMII berpusat di Jakarta
2.
PKC
PMII di tingkat Wilayah/Provinsi
3.
PC
PMII berada di tingkat Kabupaten/Kota
4.
PK
PMII berada di tingkat Perguruan Tinggi
5.
PR
PMII berada di tingkat Fakultas
Permusyawaratan PMII[5]
Musyawarah dalam organisasi PMII terdiri dari:
1.
Kongres
2.
Musyawarah
Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS)
3.
Musyawarah
Kerja Nasional (MUSKERNAS)
4.
Konfrensi
koordinator Cabang (KONKORCAB)
5.
Musyawarah
Pimpinan Daerah (MUSPIMDA)
6.
Rapat
Kerja Cabang (RAKERKOORCAB)
7.
Konfrensi
Cabang (KONFERCAB)
8.
Musyawarah
Pimpinan Cabang (MUSPIMCAB)
9.
Rapat
Kerja Cabang (RAKERCAB)
10.
Rapat
Tahunan Komisariat (RTK)
11.
Rapat
Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
12.
Kongres
Luar Biasa (KLB)
13.
Konfrensi
koordinator Cabang Luar Biasa (KONKORCAB LB)
14.
Konfrensi
Cabang Luar Biasa (KONFERCAB LB)
15.
Rapat
Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK LB)
16.
Rapat
Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB)
Pengkaderan di PMII[6]
Sistem Pengkaderan
PMII adalah totalitas upaya pembelajaran yang dilakukan secara
terarah, terencana, sistemik, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan untuk
mengembangkan potensi, mengasah kepekaan, melatih sikap, memperkuat karakter,
mempertinggi harkat dan martabat, memperluas wawasan, dan meningkatkan kecakapan insan-insan pergerakan
agar menjadi manusia yang muttaqin, beradab, berani, santun,
cerdik-cendekia, berkarakter, terampil, loyal, peka, mampu dan gigih
menjalankan roda organisasi dalam segala upaya pencapaian cita-cita dan tujuan
perjuangannya.
Sistem Pengkaderan PMII mengenal tiga
bentuk pengkaderan yang berkait satu dengan yang lain yaitu Pengkaderan Formal
(MAPABA, PKD, PKL), Pengkaderan Informal dan Pengkaderan Non-Formal
(pelatihan-pelatihan). Satu jenis
pengkaderan menopang dan menentukan pengkaderan yang lain. Namun di luar tiga
jenis pengkaderan tersebut, satu faktor lain yang juga sangat menentukan adalah
kebiasaan sehari-hari kader dan iklim keorganisasian PMII secara umum dan PMII
setempat atau yang kami sebut lingkungan sehari-hari organisasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku dan kebiasaan
akan muncul lebih jujur dan natural. Bagi kader baru, hal ini sangat
berpengaruh bagi perkembangan diri serta persepsi mereka terhadap PMII. Artinya
bila lingkungan sehari-hari organisasi tampak nyaman dan kondusif bagi
pengembangan diri, seorang kader (terlebih anggota baru) akan lebih mantap
untuk aktif di PMII. Selain itu, dalam lingkungan sehari-hari itulah
sesungguhnya totalitas kader dalam menjalani proses pergerakan tengah diuji.
Sistem Pengkaderan PMII diilustrasikan dalam bagan di halaman sebelumnya.
Arti Lambang dan Bendera PMII
No
|
Bentuk/Warna
|
Makna
|
1
|
Perisai
|
berarti
ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam terhadap berbagai tantangan dan
pengaruh dari luar.
|
2
|
Bintang
|
perlambang
ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
|
3
|
5 bintang
sebelah atas
|
melambangkan Rasulullah
dengan empat sahabat terkemuka (khulafaurrasyidin).
|
4
|
4 bintang
sebelah bawah
|
menggambarkan
empat mazhab yang berhadluan Ahlussunah Wal Jama’ah.
|
5
|
9 bintang
secara keseluruhan
|
1.
Rasulullah dengan empat orang
sahabatnya serta empat orang imam mazhab itu laksana bintang yang selalu
bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan yang tinggi dan penerang umat
manusia.
2.
Sembilan bintang juga
menggambarkan sembilan orang pemuka penyebar agama islam di Indonesia yang
disebut dengan Wali Songo.
|
6
|
Biru
|
Sebagaimana
tulisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan
harus digali oleh warga pergerakan, biru juga menggambarkan lautan Indonesia
dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara
|
7
|
Biru muda
|
Sebagaimana
dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti
dan taqwa.
|
8
|
Kuning
|
Sebagaimana
perisai sebelah atas berarti identitas mahasiswa yang menjadi sifat dasar
pergerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh
harapan menyongsong masa depan
|
Bendera
PMII[7]
Pencipta
bendera PMII adalah Shaimory yang kemudian Digunakan pada upacara-upacara resmi
organisasi baik intern maupun ekstern dan upacara nasional.
[1] Disampaikan dalam acara Masa
Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) PMII Komisariat SUPEL STAIN
Kediri.
[2]
Aktivis PMII Sejati.
[3] Yang dimaksud
dengan Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan usaha atau
biaya yang minimum. Jadi efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan benar. Sedangkan Efektivitas adalah penyelesaian
tugas-tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi atau bisa juga
dikatakan efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat/melakukan pekerjaan yang benar.
[4] Bidang Aparatur Organisasi, Hasil-Hasil Muspimnas PMII, (Jakarta : PB PMII, 2010)., h. 85-86
[5] Buku
Konstitusi, AD/ART dan Peraturan Organisasi PMII, (Jakarta : PB PMII, 2012)., h. 29
[6] Hasil-hasil Kogres PMII., h.
112-113