Rabu, 28 Mei 2014

KEORGANISASIAN[1]
Oleh Muhammad Misbahul Munir[2]


A. Definisi Organisasi
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan berbagai sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengertian Organisasi menurut beberapa ahli:

§  Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
§  James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
§  Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
§  Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti: pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran ataupun manfaat-manfaat tertentu.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

B. Manajement Organisasi
Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen diperlukan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah. Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam organisasi, yaitu:
         1.         Mempermudah pencapaian tujuan organisasi dan pribadi.
         2.         Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan, manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi (stakeholders) seperti pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan lain-lain.
         3.         Mencapai efisiensi dan efektifitas[3], karena efisiensi dan efektifitas bagian dari Standart prestasi organisasi.

Selanjutnya, manajemen dapat diartikan sebagai bekerja dengan orang-orang yang memanfaatkan sumber daya-sumber daya organisasi untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan melalui pelaksanaan atau proses fungsi-fungsi POLC (Planning, Organizing, Leading, Controlling).

1.    Perencanaan (Planning)
Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.

2.    Pengorganisasian (Organizing)
Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk menerapkan rencana yang telah dibuat, meliputi penetapan dimana keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.

3.    Memimpin (Leading)
Proses menumbuhkan semangat pada anggota agar bekerja dengan baik dan membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana dalam rangka mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada anggota untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.

4.    Pengawasan (Controlling)
Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan diperlukan.

C. Berorganisasi ala-PMII

Makna Filoshofis PMII[4]
Pergerakan Mahaiswa Islam Indonesia (PMII) disusun dari empat kata yaitu Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan manfaat bagi alam sekitarnya. Dalam konteks individual maupun organisatoris-komunitas, kiprah PMII haruslah senantiasa mencerminkan pergerakannya menuju kondisi yang lebih baik sebagai perwujudan tanggung jawabnya memberi rahmat pada lingkungannya. Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan potensi kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” yang terkandung dalam PMII adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut, terpantul tanggung jawab keagamaan, tanggung jawab intelektual, tanggung jawab sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
Pengertian “Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma Ahlussunnah Wal Jamaah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara Iman, Islam dan Ihsan yang di dalam pola pikir, pola sikap dan pola prilakunya tecermin sifat-sifat selektif, akomodatif, dan integratif.
Pengertian ‘Indonesia” yang terkandung di dalam PMII adalah masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah & ideologi bangsa (pancasila) serta UUD 45 dengan kesadaran kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke yang diikat dengan kesadaran wawasan nusantara.
Secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan melahirkan kader-kader bangsa yang mempunyai integritas diri sebagai hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT , dan atas dasar ketaqwaan berkiprah mewujudkan peran ketuhanannya membangun masyarakat bangsa dan negara indonesia menuju suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridlo Allah SWT.

Tujuan Organisasi PMII
Pola pembinaan pengembangan dan perjuangan PMII di tetapkan dengan tujuan:
1.      Sebagai panduan organisasi untuk mencapai tujuan dan cita-cita PMII
2.      Sebagai sarana organisasi untuk mengoperasionalisasikan nilai-nilai dasar pergerakan (NDP) yang diimplementasikan dalam bentuk pola umum program jangka panjang PMII (2002-2020) dan pola umum program PMII jangka pendek (program dua tahunan).

Landasan Organisasi PMII
Landasan bagi pembinaan pengembangan dan perjuangan PMII adalah:
1.      Ideal                : Islam Ahlussunah Wal jama’ah
Pancasila dan UUD 1945
Nilai-nilai Dasar Pergerakan  (NDP)
2.      Struktural        : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMII
3.      Historis            : Produk dan Dokumen Historis Organsiasi.

Struktur Organisasi PMII
PMII secra vertikal disusun dari :
                          1.       PB PMII berpusat di Jakarta
                          2.       PKC PMII di tingkat Wilayah/Provinsi
                          3.       PC PMII berada di tingkat Kabupaten/Kota
                          4.       PK PMII berada di tingkat Perguruan Tinggi
                          5.       PR PMII berada di tingkat Fakultas

Permusyawaratan PMII[5]
Musyawarah dalam organisasi PMII terdiri dari:
           1.            Kongres
           2.            Musyawarah Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS)
           3.            Musyawarah Kerja Nasional (MUSKERNAS)
           4.            Konfrensi koordinator Cabang (KONKORCAB)
           5.            Musyawarah Pimpinan Daerah (MUSPIMDA)
           6.            Rapat Kerja Cabang (RAKERKOORCAB)
           7.            Konfrensi Cabang (KONFERCAB)
           8.            Musyawarah Pimpinan Cabang (MUSPIMCAB)
           9.            Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
         10.          Rapat Tahunan Komisariat (RTK)
         11.          Rapat Tahunan Anggota Rayon (RTAR)
         12.          Kongres Luar Biasa (KLB)
         13.          Konfrensi koordinator Cabang Luar Biasa (KONKORCAB LB)
         14.          Konfrensi Cabang Luar Biasa (KONFERCAB LB)
         15.          Rapat Tahunan Komisariat Luar Biasa (RTK LB)
         16.          Rapat Tahunan Anggota Rayon Luar Biasa (RTAR LB)

Pengkaderan di PMII[6]
Sistem Pengkaderan PMII adalah totalitas upaya pembelajaran yang dilakukan secara terarah, terencana, sistemik, terpadu, berjenjang dan berkelanjutan untuk mengembangkan potensi, mengasah kepekaan, melatih sikap, memperkuat karakter, mempertinggi harkat dan martabat, memperluas wawasan, dan  meningkatkan kecakapan insan-insan pergerakan agar menjadi manusia yang muttaqin, beradab, berani, santun, cerdik-cendekia, berkarakter, terampil, loyal, peka, mampu dan gigih menjalankan roda organisasi dalam segala upaya pencapaian cita-cita dan tujuan perjuangannya.
Sistem Pengkaderan PMII mengenal tiga bentuk pengkaderan yang berkait satu dengan yang lain yaitu Pengkaderan Formal (MAPABA, PKD, PKL), Pengkaderan Informal dan Pengkaderan Non-Formal (pelatihan-pelatihan). Satu jenis pengkaderan menopang dan menentukan pengkaderan yang lain. Namun di luar tiga jenis pengkaderan tersebut, satu faktor lain yang juga sangat menentukan adalah kebiasaan sehari-hari kader dan iklim keorganisasian PMII secara umum dan PMII setempat atau yang kami sebut lingkungan sehari-hari organisasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku dan kebiasaan akan muncul lebih jujur dan natural. Bagi kader baru, hal ini sangat berpengaruh bagi perkembangan diri serta persepsi mereka terhadap PMII. Artinya bila lingkungan sehari-hari organisasi tampak nyaman dan kondusif bagi pengembangan diri, seorang kader (terlebih anggota baru) akan lebih mantap untuk aktif di PMII. Selain itu, dalam lingkungan sehari-hari itulah sesungguhnya totalitas kader dalam menjalani proses pergerakan tengah diuji. Sistem Pengkaderan PMII diilustrasikan dalam bagan di halaman sebelumnya.




Arti Lambang dan Bendera PMII
Lambang PMII di ciptakan oleh H. Said Budairi. Adapun maknaya sebagaimana tabel dibawah ini:









No
Bentuk/Warna
Makna
1
Perisai
berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam terhadap berbagai tantangan dan pengaruh dari luar.
2
Bintang
perlambang ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
3
5 bintang sebelah atas
melambangkan Rasulullah dengan empat sahabat terkemuka (khulafaurrasyidin).
4
4 bintang sebelah bawah
menggambarkan empat mazhab yang berhadluan Ahlussunah Wal Jama’ah.
5
9 bintang secara keseluruhan
1.      Rasulullah dengan empat orang sahabatnya serta empat orang imam mazhab itu laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan yang tinggi dan penerang umat manusia.
2.      Sembilan bintang juga menggambarkan sembilan orang pemuka penyebar agama islam di Indonesia yang disebut dengan Wali Songo.
6
Biru
Sebagaimana tulisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan harus digali oleh warga pergerakan, biru juga menggambarkan lautan Indonesia dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara
7
Biru muda
Sebagaimana dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.
8
Kuning
Sebagaimana perisai sebelah atas berarti identitas mahasiswa yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan



Bendera PMII[7]
Pencipta bendera PMII adalah Shaimory yang kemudian Digunakan pada upacara-upacara resmi organisasi baik intern maupun ekstern dan upacara nasional.
 



[1] Disampaikan dalam acara Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) PMII Komisariat SUPEL STAIN Kediri.
[2]  Aktivis PMII Sejati.
[3] Yang dimaksud dengan Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan usaha atau biaya yang minimum. Jadi efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Sedangkan Efektivitas adalah penyelesaian tugas-tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi atau bisa juga dikatakan efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat/melakukan pekerjaan yang benar.
[4] Bidang Aparatur Organisasi, Hasil-Hasil Muspimnas PMII, (Jakarta : PB PMII, 2010)., h. 85-86
[5] Buku Konstitusi, AD/ART dan Peraturan Organisasi PMII, (Jakarta : PB PMII, 2012)., h. 29
[6] Hasil-hasil Kogres PMII., h. 112-113
[7]